Selasa, 22 Maret 2016

PROGRAM KEGIATAN KELURAHAN SIAGA, KEL. RAJA

     Mengenai program kegiatan Kelurahan Siaga, kelurahan Raja tidak terlepas dari Buku Pedoman Kelurahan/Desa Siaga dari  Kementrian kesehatan Republik Indonesia, namun agar kegiatan dari kelurahan Siaga , Kelurahan Siaga dapat berjalan dengan baik dan terencana tidak salahnya kegiatan dari Kelurahan Siaga, Kelurahan Raja ini di agendakan, dengan tujuan, apabila ada permasalahan yang mana harus diprioritaskan terlebih dahulu,,,
Adapun program dari Kegiatan Kelurahan Siaga, Kelurahan Raja terdiri dari :

                         -    Kegiatan Jangka Pendek, dan

                         -     Kegiatan Jangka Panjang.

      Kegiatan Jangka Pendek meliputi :

1.  Melakukan Sosialisasi akan keberadaan Forum Kelurahan Siaga, di Kelurahan Raja
2.   Pengenalan kondisi Kelurahan/desa, khususnya  wilayah Kelurahan Raja.
3   .Membentuk /menunjuk beberapa orang di setiap Rukun Tetangga ( RT ) di Kelurahan Raja          untuk terlibat dalam Survei Mawas Diri ( SMD )
4    .Pertemuan Pengurus, kader, dan warga desa untuk merumuskan masalah yang di prioritaskan
5.    Melakukan kegiatan sosial yang sudah di agendakan
6.  Membuat dan mengajukan Proposal kepada  Pemerintah, swasta, maupun masyarakat , baik untuk biaya opersional, maupun keperluannya yang lainnya.



       Kegiatan Jangka Panjang   :
1   Mengupayakan berdirinya Poskesdes, dengan kelengkapnya
2.   Mengupayakan agar Tersedianya Dana Operasional Kelurahan Siaga.
3.   Mengupayakan Bebas dari BAB di sungai
4.    Mengupayakan Bebas dari Kasus Luar Biasa.

Demikianlah program jangka pendek dan panjang yang saat ini dikemukan, progam ini dapat di tambah kembali berdasarkan situasi dan kondis yang terjadi di lapangan,

MISI DAN VISI, TUJUAN SERTA ARTI GAMBAR LOGO KELURAHAN SIAGA, KELURAHAN RAJA

  Secara umum Misi dan Visi, serta Tujuan dari Forum Kelurahan Siaga, Kelurahan Raja ini mengikuti Buku Pedoman Kelurahan/Desa kementrian Kesehatan Republik Indonesia, namun karena di setiap daerah berbeda situasi dan konsdisnya, serta perbedaan perilaku dalam kehidupannya sehari-hari, maka Misi dan Visi serta Tujuan dari Kelurahan Siaga, kelurahan Raja pun, kami buat, agar memudahkan kami dalam melaksanakan kegiatannya.
Adapun misi dan Visi dari Kelurahan Siaga, Kelurahan Raja ini, al : 

   MISI    :
 BERBUAT DAN MENGAJAK, SERTA MEMBERIKAN MOTIVASI        KEPADA WARGA MASYARAKAT AGAR DAPAT MELAKAUKAN UPAYA KESEHATAN SENDIRI, BAIK UNTUK PRIBADI, KELUARGA, MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA.

   VISI    : 
 MENJADIKAN MASYARAKAT YANG MANDIRI, PEDULI, TANGGAP   DALAM HAL KESEHATAN.


   TUJUAN  :
 AGAR MASYARAKAT SELALU SIAP DLM MENGHADAPI MASALAH, TERUTAMA DI BIDANG KESEHATAN SECARA MANDIRI DAN TERENCANA.


ARTI GAMBAR LOGO KELURAHAN SIAGA, KELURAHAN RAJA, KECAMATAN ARUT SELATAN,PANGKALAN BUN,KALTENG :


   WARNA LATAR KUNING :
   ADALAH LAMBANG KEAGUNGAN DAN KEMULIAAN,KEGIATAN DARI FORUM KELURAHAN SIAGA, KELURAHAN RAJA INI SANGAT MULIA KARENA MENGAJAK MASYAKATAT UNTUK SELALU PEDULI KEPADA KESEHATAN BAIK UNK DIRI SENDIRI,KELUARGA,MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA DENGAN SWADAYA SENDIRI.
  PADI DAN KAPAS      :
MELAMBANGKAN KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN.
DIHARAPKAN DENGAN UPAYA KESEHATAN YANG DILAKUKAN SECARA MANDIRI DAPAT MEMBERIKAN SEMANGAT TINGGI DALAM USAHA MENINGKATKANKAN TARAF HIDUP WARGA MASYARAKAT DALAM BIDANG EKONOMI, KARENA DENGAN SEHAT JASMANI DAN ROHANILAH KITA DAPAT MELAKUKAN SEGALA AKTIVITAS KITA.

  LAMBANG BAKTI HUSADA :
KEGIATAN FORUM KELURAHAN SIAGA, KELURAHAAN RAJA SELALU BERHUBUNGAN DENGAN INSTANSI KESEHATAN.

  LAMBANG PEMDA KOBAR   :
KEGIATAN FORUM KELURAHAN SIAGA, KELURAHAN RAJA SELALU BERKOORDINASI DENGAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTAWARINGIN BARAT, TERUTAMA DALAM HAL INI KANTOR KELURAHAN RAJA, PANGKALAN BUN.

   FORUM KELURAHAN SIAGA, KELURAHAN RAJA :
SUATU WADAH BAGI MASYARAKAT DAN SITEM PELAYANAN KESEHATAN UNK MENYELENGGARAKAN BERBAGAI PROGAM KESEHATAN.

DEMIKIANLAH MISI, VISI, TUJUAN DAN ARTI GAMBAR LOGO KELURAHAN SIAGA, KELURAHAN RAJA YANG DAPAT SAYA SAMPAIKAN , MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN, DAN SILAHKAN BERIKAN MASUKAN, DEMI KEMAJUAN KITA BERSAMA.
 


Minggu, 20 Maret 2016

Maksud Dan Tujuan dari Kelurahan/Desa Siaga









Maksud dan Tujuan Kelurahan/Desa siaga
     Kelurahan/Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti, banjir, gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
      Kelurahan/Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik . Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, disertai dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.
      Kelurahan/Desa yang dimaksud di sini dapat berarti  atau nagari atau istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes, 2007).
Konsep Kelurahan/ desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu (Depkes 2009).

Secara umum, tujuan pengembangan Kelurahan/ desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
  1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
  2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
  3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
  4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
       Suatu Kelurahan/ desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes, 2006) :
  1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya 2 orang kader desa.
  2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal :
  • Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya.
  • Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi.
  • Kesiapsiagaan    penanggulangan    bencana    dan kegawatdaruratan kesehatan.
  • Pelayanan    kesehatan    dasar,    sesuai    dengan kompetensinya.
  • Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Prinsip pengembangan desa siaga (Depkes, 2008), yaitu :
  1. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang terorganisir.
  2. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan masyarakat dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi.
  3. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah, mereka melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan apabila langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD).
  4. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan.
Secara organisasi, koordinasi dan kontrol proses pengembangan desa siaga dilakukan oleh sebuah organisasi Kelurahan/ desa siaga. Organisasi Kelurahan/ desa siaga ini berada di tingkat desa/kelurahan dengan penanggung jawab umum kepala desa atau lurah. Sedangkan pengelola kegiatan harian desa siaga, bertugas melaksanakan kegiatan lapangan seperti pemetaan balita untuk penimbangan dan imunisasi, pemetaan ibu hamil, membantu tugas administrasi di poskesdes dan lain-lain.

Kegiatan pokok Kelurahan / desa siaga
  1. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di poskesdes.
  2. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melalui survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.
  3. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum Kelurahan/ desa siaga, masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan .
  4. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas.
  5. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa.
  6. Manajemen keuangan:    Keuangan  Kelurahan/ Desa siaga akan didapat dari  dana hibah  guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada.
Tahapan pengembangan Kelurahan/ desa siaga
Pengembangan desa siaga merupakan aktivitas yang berkelanjutan dan bersifat siklus. Setiap tahapan meliputi banyak aktivitas.
  1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan kegiatan antara lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus, kader dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi dan menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
  2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri dari penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan masalah. Aktivitas tersebut, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2 (MMD-2). Selanjutnya, penyusunan rencana kegiatan, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan kegiatan antara lain memutuskan prioritas masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana kegiatan dan rencana biaya, pemilihan pengurus desa siaga, presentasi rencana kegiatan kepada masyarakat, serta koreksi dan persetujuan masyarakat.
  3. Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.
  4. Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa pertanggung jawaban.
Pada pelaksanaannya, tahapan diatas tidak harus berurutan, namun disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa/kelurahan.
Indikator keberhasilan desa siaga
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok indikator, yaitu : indikator input, proses, output dan outcome (Depkes, 2009).
1.    Indikator Input
  • a.    Jumlah kader desa siaga.
  • b.    Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
  • c.    Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
  • d.    Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
  • e.    Tersedianya dana operasional desa siaga.
  • f.    Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
  • g.    Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang dijumpai dalam warna yang sesuai.
  • h.    Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
2.    Indikator proses
  • a.    Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan sebagainya).
  • b.    Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
  • c.    Berfungsi/tidaknya poskesdes.
  • d.    Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
  • e.    Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis masyarakat.
  • f.    Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
  • g.    Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.
3.    Indikator Output
  • a.   Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
  • b.  Jumlah kunjungan neonates (KN2).
  • c•    Jumlah BBLR yang dirujuk.
  • d•    Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
  • e•    Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
  • f•    Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
  • g•    Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
  • h•    Jumlah keluarga yang punya jamban.
  • i•    Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
  • j•    Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
  • k•    Adanya data kesehatan lingkungan.
  • l•    Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang menjadi masalah setempat.
  • m•    Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
4.    Indikator outcome
  • a•    Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.
  • b•    Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
  • c•    Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
  • d•    Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk
  •  
Refference, antara lain :
  • Depkes RI. 2006. Kebijakan Pengembangan Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
  • Depkes RI. 2006. Pedoman Pengembangan Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
  • Depkes RI. 2007. Kajian Kesiapan Petugas dan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan.
  • Depkes RI. 2008. Pedoman Pengembangan Model Operasional Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
  • Depkes RI. 2009. Pedoman Pengembangan Model Operasional Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
  • Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

PROFIL KELURAHAN RAJA....

Kelurahan Raja adalah salah satu  Kelurahan yang ada di Kota  Pangkalan Bun, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Kelurahan ini berada di Pusat Kota Manis "Pangkalan Bun".  Adapun nama Kelurahan Raja yang diberikan untuk kelurahan ini tidak lepas dari sejarah yang ada di Kota Pangkalan  Bun itu sendiri, karena  sebelum bergabung dengan NKRI adalah wilayah Kotawaringin Barat khususnya  merupakan Sebuah  Pemerintahan yang berbentuk Kerajaan yaitu Kesultanan Kutawaringin, dan Istana Kesultanan pun berada  tepat di tengah pemukiman penduduk yang duunya diberi nama  " Kampoeng Raja "   yang artinya tempat  tinggal para Raja-Raja, dan setelah bergabungnya Kesultanan Kutawaringin dengan NKRI maka namanya disesuaikan menjadi Kelurahan Raja.
Selain berada di Pusat Kota Pangkalan Bun, Kelurahan Raja juga dibatasi oleh Sungai Arut yang membelah Kota Pangkalan Bun keseluruhannya, dan sebagian besar warga Kelurahan Raja ini bertempat tinggal di Bantaran Sungai  Arut ini, karena tinggal di bantaran Sungai, secara otomatis kegiatan rutin mereka sehari, seperti mencuci pakaian, mandi dan kegiatan yang lainnya banyak di lakukan di sungai arut ini, walaupun sekarang air Sungai Arut ini tidak seperti dulu lagi kondisi airnya yang jernih, bersih,,namun walaupun  sekarang sudah tercemar, keruh, dan kotor, tetapi  mereka tetap menggunakan Sungai Arut ini untuk  aktivitas mereka.
Kelurahan Raja juga di kenal dengan " Kampung Wisata ", kenapa demikian Karena didalam wilayah Kelurahan Raja terdapat bermacam situs Sejarah Peninggalan Kerajaan /Kesultanan Kutawaringin, antara lain : Istana Kuning, Rumah Mangkubumi, makam-makam Para Raja dahulu.
Seiring perkembangan dari waktu ke waktu, pada saat ini, warga kelurahan Raja sudah bercampur baur dengan masyarakat lain, bermacam suku dan agama kita sudah berbaur menjadi satu menjadi warga Kelurahan Raja.
Kelurahan Raja mempunyai Luas Wilayah +- 150 Ha, yang terdiri dari 18 Rukun Tetangga (RT), luas wilayah tersebut di tempati penduduk yang menetap +- 1600 kk, atau  5.575 Jiwa yang terdiri dari 2.823 laki-laki dan 2.752 perempuan.
Kelurahan Raja sekarang ini, dipimpin atau dikepalai oleh Bapak " MUHLAN AFFANDI " ( berikut photo Pak Lurah Raja, dibawah ini,,)
Demikianlah profil Kelurahan Raja ini, saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semuanya,,,
mari kta rapatkan barisan, dan selalu berpartisipasi dalam " Menuju Kampung Wisata yang sehat di Kelurahan Raja, Pangkalan Bun, Kalteng, "
 


Kamis, 17 Maret 2016

Menuju kampoeng wisata yang sehat

Kata Pengantar...
Sehat,,,,sebuah kata yang sangat sederhana, yang singkat sekali, tetapi mempuyai arti dan makna yang sangat dalam dan luas sekali,,,, bagaimana tidak, semua orang mendambakan kesehatan baik unk dirinya sendiri , keluarga, dan masyaraakat semuanya,,
namun,,,bagaimana kiat dan usaha kita tersebut dalam merealisasikan Kata Sehat dalam kehidupan kita sehari hari, apakah sudah sesuai antara keinginan dan usaha yang kita lakukan dalam mencapai kata sehat teesebut dalam  kehidupan kita. oleh karena itulah, saya mengajak kepada semuanya marilah kita wujdkan masyarakat yang berperilaku sehat, bukan saja jasmani tetapi juga rohani, bukan kanya hanya itu saja sehat sosial ekonomipun harus kita dapatkan,,,,,
karena tanpa dukungan dari semua pihak terutama kesadaran dari kita sendiri,maka kampung yang sehat yang kita dambaakan hanyalah sebatas keinginan belaka,,,
semoga kita daapat bersama-sama mewujudkan masyrakat dan linhkungan yang sehat seperti yang cita-citakan, amin,